Atlit Bulu Tangkis Meraih Emas, Adalah Bukti Kekuatan Persatuan Nasional

Satriano Al Vetris Mantan Aktifis Mahasiswa 98 dan CEO Mata Tunas 17

POJOKPUBLIK.ID JAKARTA – Keberhasilan Ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu didalam meraih medali emas cabang olahraga badminton Olimpiade Tokyo 2020, disambut gegap gempita oleh masyarakat Indonesia, mengingat dari cabang inilah tradisi emas untuk Indonesia dapat terjaga. Meski hanya mendapatkan 1 medali emas, namun memiliki arti yang luar biasa dan menjadi pesan yang penting bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keberhasilan tersebut seperti air yang memberi kesejukan bagi rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tidak peduli apapun agama dan sukunya, semua larut dalam euphoria kemenangan. Rakyat Indonesia seolah lupa akan masalah pelik yang kini sedang melanda, seperti masalah intoleransi, korupsi, pandemi Covid 19 dan masih banyak lagi masalah lain yang rentan berdampak pada keutuhan NKRI.

Namun dibalik kemenangan itu, ada hal yang harus kita jadikan contoh, olah raga selain sebagai fungsi untuk kesehatan jasmani, tetapi juga menjadi alat perekat bangsa. Dimana Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berbudaya, sudah selayaknya menjadikan kemenganan ini sebagai moment untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan nasional. Hilangkan segala polemik perbedaan yang rentan mengancam keutuhan bangsa. Benamkan sedalam-dalamnya rasa sektarian, hingga yang terlihat dari perbedaan tersebut hanyalah keserasian dan keindahan.

Jika kita lihat latar belakang agama dan budaya dari kedua pemain bulu tangkis dan seorang pelatih memiliki perbedaan satu sama lain, namun mereka memiliki orientasi yang kuat untuk kejayaan Indonesia. Apriyani Rayahu beragama Islam, Greysia Polii beragama Kristen dan Eng Hian sebagai pelatih beragama Buddha. Dari perbedaan inilah mereka telah menunjukkan kepada kita, bahwa segala perbedaan jika dipadu untuk berjuang, maka dapat meningkatkan martabat bangsa Indonesia dimata dunia. Betapa mereka semua dapat bersama-sama mengeluarkan airmata bahagia, sambil memberi hormat pada sang Merah Putih. Mereka adalah anak bangsa yang terlahir dari rahim yang sama, yakni rahim Ibu Pertiwi.

Begitupun disaat zaman perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang, semua yang merasa rakyat Indonesia mengangkat senjata untuk kemerdekaan Indonesia, tanpa ada satupun suku atau agama yang berhak mengklaim sebagai yang paling berjasa. Karena jika tidak ada timur, maka tidak akan ada Barat. Begitupun sebaliknya.

Rasa nasionalisme yang begitu tinggi, telah menutupi perbedaan dikala bersama. Namun tetap menjadi umat yang taat pada agamanya masing-masing dan menjadi masyarakat dari suku yang selalu kuat menjaga tradisi kebudayaannya.

Atas keberhasilan ini, maka seluruh bangsa Indonesia mengucapkan terimakasih kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang telah menjadikan Sang Merah Putih berkibar dan Lagu Indonesia Raya berkumandang di pentas dunia.

Tak lupa juga rakyat Indonesia mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh atlit yang menjadi delegasi dan telah berjuang pada perayaan pesta olahraga dunia Olimpiade Tokyo 2000.
Merdeka!

You might also like