Harum Sari Sosok Kartini Banten Saat Ini
POJOKPUBLIK.ID LEBAK – Suasana malam minggu ditemani bintang-bintang di langit bertemu dengan kerasnya suara klason motor dan mobil yang lalu lalang tempatnya di Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang Kampung Rumbut.
Terlihat puluhan anak kecil berada di Padepokan milik salah salah seorang perempuan bernama Hrum Sari. Mereka terlihat sedang berlatih ilmu bela diri dan mempraktekan gerakan dengan mengikuti intruksi seorang pelatih untuk mempelajari silat.
Banten merupakan Provinsi paling ujung di pulau Jawa, saat ini daerah Banten banyak dipimpin oleh sosok Kepala Daerah seorang perempuan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa emansipasi perempuan sangatlah baik terutama diera modern ini khususnya di Banten. Dulu wanita kerap dijadikan pelengkap dalam rumah tangga.
Sementara saat ini ada tiga (3) pejabat wanita Banten yang menjadi pemimpin di daerahnya yaitu Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Bupati Pandeglang Irna Narulita dan Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya.
Berdasarkan informasi yang berkembang, bahwa saat ini tak hanya keempat kepala daerah perempuan yang merupakan sosok unik di Banten, baru- baru ini, ada sesosok perempuan yang memang namanya sekarang banyak disebut-sebut terutama dikalangan Jawara Banten. Dia cukup popular dikalangan orang yang bergelut didunia seni terutama bela diri.
Dalam cerita-cerita jaman dulu, setiap orang yang ingin belajar menjadi pesilat, mereka kerap kali mempelajari ilmu tersebut untuk kepentingan membela diri dan mengusir penjajah untuk memperjuangkan kemerdekaan . Hal itu tentu berbeda dengan kondisi sekarang karena sudah tak ada lagi perang.
Salah satu pesilat perempuan yang ada di Banten saat ini adalah Ratu Harum Sari (40) tahun Warga Kampug Rumbut, Desa Kaduagung. Saat ditemui dikediamannya, Minggu 25 April 2021. Dia sedang duduk sambil tersenyum menghisap sebatang rokok kretek. Iamengaku belajar silat pada saat usianya masih SD yaitu umur delapan (8) tahun. Memang tak banyak orang yang memberitakan mengenai sosok Ratu Harum Sari. Perempuan kelahiran Lebak 1975 itu kiprahnya tak perlu diragukan terutama untuk generasi milenial.
Harum Sari bercerita bahwa dirinya memang belajar silat untuk melestarikan seni yang mana ilmu tersebut merupakan sudah ada dalam jiwanya sejak masih kecil. Dimana saat itu kakeknya merupakan tokoh debus yang selalu melestarikan seni budaya. Kata Harum dulu memang belajar silat untuk mengusir penjajah karena yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat itu Belanda. Tentu kondisi itu sangat berbeda dengan sekarang, bagi dirinya mengembangkan ilmu silat sebagai ajang untuk silaturahmi dengan orang lain.
“Mengikuti pestival-pestival di Panggung besar itu, cara saya untuk memperkenalkan seni Pencak Silat ke orang lain. Sementara untuk kendala banyak, tapi kita harus iklas menjalankan proses perjalanan ini dalam melestarikan seni bela diri ini. Tantangan yang kerap saya hadapi, di situ lah seninya.”ujar Perempuan beranak dua tersebut.
Diejalaskan Harum Sari, dia sudah terbiasa sejak kecil mandi dengan golok, karena dirinya hanya ingin melestarikan seni untuk anak muda ke depan. Mungkin ke depan mereka bertanya bahwa pernah ada sesosok perempuan yang dulunya melestarikan seni bela diri. Arum mengatakan bahwa banyak pemahaman ketika akan menyatukan peguron-peguron (padepokan) yang ada di Banten untuk dilibatkan ke Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), mereka yang akan disatukan beranggapan tak ingin mengikuti IPSI padahal peguron-peguron tersebut menginginkan piala-piala pada saat pertunjukan-pertunjukan yang diadakan oleh IPSI.
“Kebetulan Mamah salah satu pengurus IPSI terutama dibidang perempuan. Sekarang Jawara itu harus ditunjukan dengan prestasi lewat pertunjukan dipanggung dan pestival, Pokonya tak ada kendala yang penting seni ini bisa kita lestarikan.”ucap perempuan yang bersuara lantang tersebut.
Harum Sari mengatakan bahwa dirinya membuat Asosiasi Debus Banten Indonesia (ADBI) tujuannya untuk mempersatukan peguron-peguron yang ada di Indonesia. Terbayang di dalam benaknya, saat akan pendirian ADBI, ia tak yakin bisa mendirikannya. Tapi saat ini, ADBI sudah diakui oleh UNESCO bahwa silat merupakan asli Indonesia.
“Dulu pas mengajukan nama Banten saja, tapi kita ditolak karena belum ada nama Indoensia dan kita disarankan untuk membawa nama Indonesia.’’beber Harum Sari.
Harum Sari juga menjelaskan bahwa anak-anak yang dibinanya untuk tahun ini sudah mendapatkan mendali emas sebanyak 56 mendali , sementara untuk perunggu telah mendapatkan 6 mendali. Untuk di Banten sendiri hampir semuanya sudah bergabung dengan ADBI.
“Sekitar 125 perguruan sudah masuk ke ADBI, Bandrong dan Tjimande sudah bergabung dengan kita.’’kata Ratu Harum Sari sambil tertawa.
Ia saat akan pembentukan hanya berpikir bagai mana Pencak Silat bisa dilestarikan karena menurutnya seni bela diri tersbut sudah ada turun temurun dari jaman nenek moyang. Harum Sari sendiri tak pernah membawa nama besar kakenya. Dia mengklaim pada saat jaman belanda kakenya merupakan salah satu pejuang.
“Saya pernah diundang mewakili Indonesia bersama Negara-negara luar negeri untuk bertemu dengan pendekar-pendekar.”ucap Harum.
Harum Sari berpesan kepada kaum perempuan agar menjadi wanita yang tegar dan tidak mengeluh. Menurut Harum kita harus menunjukan bahwa perempuan tidak lemah. Ia bercerita tentang perjalanan kehidupannya saat membesarkan kedua anak-anaknya. Dirinya mengaku sangat senang memilih dunianya dan merasa senang karena berhasil mendidik anak-anaknya yang telah lulus Pendidikan Sarjana (s) 1.
“Saya membesarkan kedua anak sampai mereka lulus sebagai mahasiswa terbaik saat itu. Mereka tak pernah merasa kehilangan karena pada saat saya menggeluti seni. Mereka selalu saya bawa ke acara pertunjukan. Intinya saya selalu mengutamakan anak dan mereka tak pernah merasa kesepian.”tutur Harum Sari sambil menghisap sebatang rokok.
Kata Harum Sari bahwa setiap feguron-feguron atau orang yang ingin menjadi anggota harus beragama islam karena nantinya yang akan dimulai dengan kalimat shahadat. Menurut Ratu bahwa dengan membaca shalawat itu akan mendapatkan keselamatan.
Sementara itu, Nova (26) tahun menyebut bahwa Ratu Harum Sari merupakan sosok inspiratif yang harus diteladani karena sikap tegasnya selama ini. Menurut Nova, pihaknya sering kali mencuri ilmu tersebut ketika orang tuanya sedang melatih muridnya. Selanjutnya dirinya meminati pencak silat karena mungkin sudah ada garis ketutunannya.
Nova menjelaskan bahwa orang tuanya ketika menjadi seorang ibu di rumah sangat detail terutama saat aktifitas sehari-hari , itu terbukti dari hal yang sederhana yaitu bangun pagi.
“Seandainya kita berdua tak bangun pagi, kita pasti diketuk-ketuk sampai pintu terbuka agar shalat subuh. Saya juga pernah merasa ketakutan karena banyak laki-laki yang mendekati akan tetapi mereka sudah lari duluan, alasan mereka lari karena ketakutan dengan sosok mamah yang memang dikenal Jawara. Padahal Mamah itu baik dan terbuka dengan orang-orang baru.’’terang Nova salah satu anak perempuan kembar Ratu Harum Sari.
Nova menuturkan bahwa pernah mempunyai pengalaman yang sangat berkesan selama hidup dengan orang tuanya. Hal itu terjadi ketika dirinya menghadiri acara wisuda di Kampusnya, saat itu dirinya dipanggil dan bercerita bahwa sosok yang dikagumi dan dihormati yaitu orang tuanya. Nova bercerita dia bisa menjadi mahasiswa terbaik dikarenakan berkat bimbingan orang tuanya.
“Itu momen yang sangat berkesan, Mamah saya tak pernah menangis ketika adik dan keluarganya meninggal. Tapi ketika saya tampil di depan panggung dan memanggil namanya ke panggung mamahnya menangis sambil memeluknya.’’ucap Nova sambil membetulkan rambut panjangnya.
Menurut Nova dirinya juga pernah merasa khawatir ketika orng tuanya akan mengikuti pertunjukan debus. Dalam benak pikiran Nova saat itu, seandainya ada orang yang tidak menyukai mamahnya pada di pertunjukan itu sudah pasti bisa lewat (jebol). Nova sendiri sering kali mengingatkan orang tuanya supaya berhati-hati agar tetap selamat.
“Salah satu membalas budinya sama orang tua ialah menjadi anak baik berprestasi dan tak banyak gaya. Terutama tak bikin malu keluarga hidup itu harus sadar diri.”jelas Novi.
Di tempat terpisah, Salah satu kawan dari Ratu Arum Sri, Iriyanto 42 (tahun) Warga Kampung Kanaga Desa Warunggungung mengatakan bahwa sosok Ratu dimatanya dan teman teman sekolahnya memang cukup disegani. Hal itu mungkin karena dia aktif dalam kegiatan seni bela diri. Kata Iri dirinya sudah lama mengenal Ratu sejak masa sekolah. Tapi saat itu ilmu debusnya belum terkenal seperti sekarang ini.
“Kalau dulu mah dia belajar untuk bela diri aja, kalau sekarang namanya cukup terkenal di Banten, bahkan Indonesia. Gak nyangka bakal seperti itu, beberapa perusahaan dan perumahaan besar untuk keamanannya dipegang oleh dia.’’tutup Iri dengan suara ketakutan saat ditanya sosok Ratu . (Red)