Daerah

Jalan Cimarey dan Jembatan Margawangi Terbengkalai, Janji Manis Saat Nyalon Pahit Saat Berkuasa

Avatar photo
×

Jalan Cimarey dan Jembatan Margawangi Terbengkalai, Janji Manis Saat Nyalon Pahit Saat Berkuasa

Sebarkan artikel ini
Jalan Cimarey dan Jembatan Margawangi Terbengkalai, Janji Manis Saat Nyalon Pahit Saat Berkuasa I PojokPublik
Foto (Red)

Pojokpublik.id Lebak – Warga Kampung Kalehker, Desa Margawangi, dibuat geram dengan kondisi Jalan Cimarey dan jembatan penghubung yang sudah lama terbengkalai. Jalan yang menjadi akses utama warga ini tampak rusak parah, berlumpur saat hujan, dan nyaris tidak layak dilalui kendaraan. Jum’at (15/8/2025).

Bukan hanya itu, jembatan yang menjadi urat nadi penghubung antar wilayah pun tampak seperti peninggalan yang dibiarkan tanpa perawatan. Lumut, rumput liar, dan keroposnya material menjadi pemandangan sehari-hari. Bagi warga, kondisi ini bukan sekadar memprihatinkan tapi juga membahayakan keselamatan.

“Dulu waktu mau nyalon, janjinya sangat manis. Katanya infrastruktur akan diperbaiki, jalan akan diaspal, jembatan akan dibangun. Tapi setelah duduk di kursi kekuasaan, janji itu menguap begitu saja,” keluh seorang warga yang enggan disebut namanya.

Warga menilai, pemerintah desa seolah menutup mata dan telinga terhadap penderitaan masyarakatnya sendiri. Padahal, jalan dan jembatan ini bukan hanya untuk mempermudah aktivitas ekonomi, tapi juga akses penting menuju sekolah, puskesmas, dan pasar.

Kekecewaan semakin memuncak ketika warga menyadari, janji politik yang dulu terdengar meyakinkan hanyalah modal kampanye semata. Kini yang tersisa hanyalah lubang-lubang jalan, papan jembatan yang rapuh, dan rasa kecewa yang menumpuk.

“Kalau cuma datang pas butuh suara rakyat, setelah itu hilang entah ke mana, itu namanya bukan pemimpin, tapi pedagang janji,” tegas warga lainnya.

Masyarakat berharap, pemerintah desa dan pihak terkait segera turun tangan, bukan hanya untuk pencitraan, tetapi benar-benar bekerja demi kepentingan rakyat. Sebab bagi warga, perbaikan jalan dan jembatan ini bukan lagi sekadar tuntutan, tapi kebutuhan mendesak yang menyangkut keselamatan dan kehidupan sehari-hari.