POJOKPUBLIK.ID JAKARTA – Kasus Covid-19 yang semakin mengalami lonjakan menyebabkan aktivitas masyarakat kembali dibatasi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPKM) yang dimulai sejak tanggal 3-20 Juli 2021 dengan beberapa aturan salah satunya adalah pemerintah tetap meminta masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan ibadah berjamaah selama penerapan PPKM Darurat dan mengoptimalkan ibadah di rumah. Ketentuan awal PPKM Darurat diatur bahwa penutupan sementara seluruh tempat ibadah ini dilakukan sampai situasi dinyatakan aman.
Dengan adanya kasus Pandemi dan penerapan PPKM, maka suasana Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah yang jatuh pada tanggal 20 Juli 2021 terasa sangat berbeda sekali. Begitupula yang terjadi di Mesjid Sabilul Huda yang terletak di Jalan Kenanga RT 02 RW 01 Desa Bancong Kecamatan Wonosari Kabupaten Madiun. Meski diterapkan PPKM Darurat Jawa – Bali, Mesjid ini tetap menjalankan Sholat Idul Adha namun dengan suasana yang sangat jauh berbeda. Biasanya dalam beberapa tahun sebelumnya, Mesjid ini jika mengadakan Sholat Idul Adha selalu dengan jamaah yang sangat banyak, namun kali ini jumlah jamaah dibatasi dan pelaksanaan Sholat Idul Adha dilakukan didua masjid berbeda, itupun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Sholat Idul Adha kali ini memang sangat berbeda dengan saat keadaan normal. Karena kita juga membatasi jamaah yang datang. ” kata Anwari (43) salah seorang pengurus masjid Desa Bancong saat dihubungin dilokasi pemotongan hewan kurban. Selasa (20/07/2021)
Beberapa jama’ah juga sangat merasakan sekali perbedaan suasana hari raya dalam 2 tahun terakhir. Selain dari jumlah Jemaah yang sedikit, perbedaan juga bisa dilihat dari jumlah hewan kurban, etika bersalaman yang biasanya selalu dilakukan setelah sholat sekarang sudah tidak dilakukan kembali.
Dengan adanya pandemi ini, otomatis berdampak pada kegiatan pemotongan hewan kurban yang dilakukan seusai melaksanakan Sholat Idul Adha. Pemotongan hewan kurban yang biasanya dipenuhi banyak masyarakat yang ingin menyaksikan, sekarang sepi karena tidak diperkenankan untuk melihatnya kembali. Ibu-ibu desa yang biasanya berkumpul di suatu tempat untuk melakukan pembagian hewan kurban pun sekarang tak terlihat..
“Pemotongan hewan dan pembagiannya dilakukan dengan secepat mungkin agar tidak memakan banyak waktu diluar rumah” kata Martini (40) salah satu panitia saat ditemui dirumahnya. Selasa (22/07/2021)
Namun demikian, perbedaan Hari Raya Idul Adha tahun ini tidak menurunkan semangat masyarakat untuk tetap melaksanakan sholat Idul Adha dan ibadah kurban walaupun sangat dibatasi.
Hal ini juga disampaikan pada saat Khutbah Idul Adha oleh Ustadz Arifin sebagai Khotib. Beliau mengatakan bahwa semua ini merupakan ujian yang harus dijadikan pelajaran bagi manusia untuk selalu sabar dan ikhlas menghadapi cobaan yang ada didunia ini. Seperti kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang sabar ketika diuji Allah SWT. Hari Raya tahun ini memang berbeda namun semoga bisa membawa kaum Muslim di Indonesia semakin meningkatkan keimanannya.
(Nur Rahmatul Mahshunah-UNS)