Pojokpublik.id Lebak – Kabupaten Lebak menjadi pusat perhatian nasional. Tiga pejabat tinggi negara hadir dalam kegiatan Kampanye Edukasi Publik Menuju Banten Bersinar, di Lapangan Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Selasa (5/8/2025).
Mereka adalah Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes) Yandri Susanto, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Marthinus Hukom, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Mohammad Fadil Imran.
Kunjungan ketiga pejabat tinggi tersebut bukan sekadar seremoni. Dalam acara ini akan dilakukan deklarasi pembentukan Satgas Anti Narkoba Desa, sebagai bagian dari strategi mendorong gerakan akar rumput melawan narkoba di wilayah pedesaan.
Hadir juga dalam kegiatan ini Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto, Wakil Bupati Amir Hamzah, Ratusan warga dan unsur dari berbagai instansi ikut serta menyaksikan agenda nasional yang menyentuh langsung masyarakat desa ini.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Marthinus Hukom, menegaskan komitmen pemerintah dalam melawan penyalahgunaan narkoba dengan menggandeng desa sebagai garda terdepan.
“Kita tidak boleh membiarkan sindikat narkoba internasional merusak generasi bangsa melalui jalur yang paling rentan, yakni desa. Desa harus menjadi benteng moral dan sosial,” tegas Komjen Marthinus
Marthinus mengingatkan bahwa, letak geografis Provinsi Banten yang strategis sebagai gerbang Pulau Jawa dari Sumatera telah dimanfaatkan oleh jaringan narkoba lintas negara untuk menyusup dan menyebarkan barang haram.
Karena itu, sambung Marthinus, pendekatan berbasis komunitas seperti Desa Bersinar menjadi sangat penting untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di tingkat akar rumput. Program Desa Bersinar di Banten mendapat sokongan penuh dari Pemerintah Provinsi.
Lebih lanjut, Tahun ini, Pemprov Banten menggelontorkan anggaran sebesar Rp100 juta per tahun, termasuk untuk kegiatan pencegahan dan tes urin terhadap perangkat desa.
“Sebagai pengambil kebijakan paling dasar, kepala desa dan seluruh aparatur desa harus bersih dari narkoba. Kalau yang memimpin saja terkontaminasi, habis sudah masa depan desanya,” ujar nya
Selain langkah represif dan pemeriksaan, BNN juga menekankan pentingnya pendekatan edukatif dan pencerahan moral di tingkat desa.
“Coba bayangkan, jika kepala desa adalah pengguna narkoba. Apa yang akan terjadi pada sistem pemerintahan desa dan masyarakatnya? Ini bukan soal individu, ini soal nasib satu generasi,” tambahnya
Dalam kegiatan tersebut, Marthinus juga mengajak seluruh komponen masyarakat tokoh agama, pemuda, pendidik, hingga ibu rumah tangga untuk bersatu menjaga desa dari peredaran narkoba.
“Mari kita bangun Banten Bersinar. Dari desa, kita kobarkan perlawanan terhadap narkoba. Karena desa adalah tempat pendidikan moral pertama. Kalau desa kuat, Indonesia selamat,” tutupnya