Pojokpublik.id Tapanuli Selatan -Warga Kelurahan Tapian Nauli Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatra Utara, mengeluhkan kualitas pembangunan jalan rabat beton yang bersumber dari Anggaran Dana Kelurahan (ADK) TA. 2025.
Proyek tersebut dikerjakan di Jalan menuju Lingkungan Dolok Tapalan RT 4, awalnya masyarakat sangat berterima kasih kepada pemerintah dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten karena telah memberikan bantuan pembangunan infrastruktur.
Ironisnya, hasil pekerjaan jalan rabat beton tersebut sangat mengecewakan terkesan dikerjakan asal jadi. Menurut keterangan salah satu RT yang enggan disebut namanya, pernah dipanggil ke kantor lurah, bahwa proyek ADK tersebut di kerjakan oleh pihak pemborong. Namun, di lapangan warga justru melihat lurah Tapian Nauli sendiri yang mengelola atau pemborongnya.
“Disisi lain Kami merasa dirugikan, bahkan seolah-olah dibohongi dengan berbagai cara, dengan janjikan ADK akan dibangunkan Lampu tenaga surya di tahun 2022 lalu.” kata RT yang enggan di sebut namanya pada awak media, Sabtu (23/8/2025).
Kemudian, kala itu, warga lain yang juga enggan di sebut nama, Sempat telah dilakukan kutipan uang pasang lampu Rp.300 ribu per unit, Namun sampai saat ini tak kunjung di salurkan kepada warga yang sudah memberikan uang.
“Saat pemilihan Bupati 2024 lalu, lurah pernah menjanjikan jika ADK keluar maka masyarakat yang akan mengerjakannya tapi Faktanya tidak demikian,” ujar salah seorang warga Dolok Tapalan 21/08/2025.
Lebih lanjut, ia (RT) menjelaskan, Sebelum bantuan pemerintah turun, masyarakat sudah berinisiatif melakukan gotong royong dengan cara swadaya untuk membangun rabat beton. Harapannya, jika proyek dikerjakan oleh masyarakat, maka kualitasnya lebih baik dan sesuai RAB.
“Namun kenyataan di lapangan, dari tujuh titik pembangunan yang dikerjakan, satu titik merupakan hasil swadaya masyarakat, sementara enam titik lainnya berasal dari dana pemerintah.” jelasnya
Lebih jauh, Warga menambahkan, Pembangunan jalan rabat beton ada 6 titik, diantara 6 titik itu ada yang sudah hancur total dan empat lainnya rusak parah, dinilai tidak sesuai spesifikasi.
“Dalam RAB disebutkan ketebalan 15 cm, tapi di lapangan hanya 4 sampai 5 cm saja.ini sangat tidak sesuai,” keluh warga.
Masyarakat Dolok Tapalan berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti dugaan penyelewengan ADK tersebut agar pembangunan benar-benar bermanfaat bagi warga dan tidak merugikan masyarakat.
Sampai berita ini di turunkan, awak media masih berupaya untuk mengkonfirmasi pihak-pihak terkait.














