Pojokpublik.id Jakarta – Peristiwa ledakan bom di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menyebabkan setidaknya 96 orang luka-luka yang sebagian besar adalah siswa sekolah tersebut, termasuk terduga pelaku yang berusia 17 tahun turut terluka dalam peristiwa ini dan harus menjalani operasi.
Pantauan di lokasi kejadian, puluhan wartawan dari berbagai media sudah berada di sekitaran lokasi dan tidak diperbolehkan untuk masuk. Sementara itu, petugas dari kepolisian dan TNI AL sedang berjaga persis di depan pintu gerbang SMAN 72 Kelapa Gading sambil melakukan pemeriksaan.
Sekedar informasi, ledakan ini terjadi pada siang hari tanggal 7 November 2025, saat sedang berlangsungnya salat Jumat sekitar pukul 12.15 WIB, melukai siswa sekolah yang termasuk Gen-Z itu, menimbulkan reaksi berbagai pihak, termasuk Atlit Bulutangkis Nasional Mandiri Sheila Maharani Putri.
Kepedulian Sheila yang datang ke lokasi harus kandas karena ditolak oleh petugas yang berjaga. Padahal niat baik Sheila masuk menemui pihak sekolah untuk belasungkawa dan memberikan motivasi semngat kepada para siswa-siswi.
Kunjungan Sheila bersama Tim Atlit harus berakhir hanya di luar pintu gerbang Senin (10/11/2025). Sebagai Atlit Bulutangkis Nasional yang selama ini berjuang mandiri, harus puas terhadap penolakan tersebut.
“Kunjungan merupakan bentuk kepedulian terhadap siswa pelajar SMA yang termasuk dalam Generasi Z” ujar Sheila kepada awak media yang berada di sekitaran SMAN 72 Kepala Gading Jakarta Utara.
Sheila menceritakan bahwa, kedatangan dia, tujuannya hanya ingin bertemu langsung dengan pihak sekolah. Menurut Sheila, sebagai bagian dari Gen-z, ia ingin mengetahui langsung tragedi ledakan di SMA 72 Jakarta.
“Karena merasa ada janggal adanya informasi dan berita berbeda-beda yang tersebar seperti di media sosial. Harapannya ke depan untuk keterbukaan publik lebih diperhatikan, sehingga tidak menjadi kecurigaan terhadap peristiwa terjadinya ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading ini, ada apa? Orang yang peduli tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam,” ucap Sheila dengan sedikit menunjukan wajah kekecewaan.
Sementara itu, Management Atlit, Syafrul mengatakan kecewa karena tidak diperbolehkan menemui kepala sekolah SMA 72 Jakut dalam rangka menanyakan lebih dalam peristiwa ledakan.
“Perlu adanya keterbukaan informasi bagi semua orang, utamanya Generasi Z seusia Sheila Maharani Putri.” tandasnya














