Pojokpublik.id Lebak – Pemerintah Desa Majalama, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, mengalokasikan Anggaran Ketahanan Pangan (Ketapang) Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp350.000.000 untuk program penggemukan sapi yang dikelola melalui Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Ketua KDMP Desa Majalama, Badri, mengatakan anggaran tersebut dialokasikan untuk pengadaan 12 ekor sapi, pembangunan kandang, serta pemenuhan kebutuhan penunjang seperti vitamin dan pakan guna mendukung pertumbuhan ternak secara optimal.
“Anggaran Ketahanan Pangan ini kami fokuskan pada program penggemukan sapi sebanyak 12 ekor. Selain pembelian sapi, anggaran juga digunakan untuk pembuatan kandang serta pengadaan vitamin dan kebutuhan pendukung lainnya,” ujar Badri kepada wartawan, Rabu (30/12/2025).
Ia menjelaskan, kandang penggemukan dibangun dengan ukuran 9 meter x 12 meter tanpa sekat, dengan pertimbangan agar sapi dapat bergerak lebih leluasa sehingga pertumbuhannya lebih maksimal. Untuk pengadaan ternak, koperasi menetapkan harga Rp16.000.000 per ekor.
“Kami menggunakan sistem kandang tanpa sekat agar sapi tidak stres dan pertumbuhannya lebih optimal. Pakan dan vitamin juga kami perhatikan secara serius supaya hasil penggemukan sesuai harapan,” jelasnya.
Badri menambahkan, lokasi penggemukan sapi berada di Kampung Ciherang, Desa Majalama, yang dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan peternakan karena ketersediaan lahan serta pakan alami yang relatif melimpah.
“Wilayah Kampung Ciherang cukup ideal untuk peternakan sapi. Lahan masih tersedia dan sumber pakan mudah diperoleh, sehingga sangat mendukung program ini,” ungkapnya.
Terkait metode pemeliharaan, Badri menyebut sistem penggemukan dilakukan secara intensif di kandang, dengan pola pemberian pakan konsentrat yang terukur dan terjadwal.
“Penggemukan dilakukan secara intensif. Pakan konsentrat diberikan secara rutin dan terukur, dengan harapan hasilnya maksimal dan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi desa,” katanya.
Menurut Badri, program penggemukan sapi tersebut selaras dengan arah pembangunan desa dan kecamatan yang menitikberatkan pada ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.
“Kami berharap program ini mendapat dukungan dari semua pihak. Kecamatan Maja memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan strategis di Provinsi Banten, khususnya di sektor pertanian dan peternakan,” tuturnya.
Namun demikian, pelaksanaan program yang bersumber dari dana publik tersebut tetap memerlukan pengawasan dan keterbukaan informasi, terutama dari unsur pemerintah desa.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Majalama belum memberikan keterangan resmi terkait mekanisme pengawasan, transparansi anggaran, maupun peran pemerintah desa dalam memastikan program berjalan sesuai aturan.
Media telah mencoba menghubungi Kepala Desa Majalama melalui pesan WhatsApp guna memperoleh klarifikasi dan penjelasan tambahan. Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.
Sikap pasif tersebut menjadi sorotan, mengingat keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah desa merupakan bagian penting dalam pengelolaan anggaran ketahanan pangan yang nilainya cukup signifikan.













