Daerah

Dari Panimbang, Ahmad Fauzi: Doa dan Api Kebangsaan Dipanjatkan untuk Indonesia

David
×

Dari Panimbang, Ahmad Fauzi: Doa dan Api Kebangsaan Dipanjatkan untuk Indonesia

Sebarkan artikel ini
Dari Panimbang, Ahmad Fauzi: Doa dan Api Kebangsaan Dipanjatkan untuk Indonesia I PojokPublik
Foto/Dok: Ahmad Fauzi, Anggota DPR RI.

Pojokpublik.id Pandeglang – Langit Panimbang sore itu seolah ikut menunduk. Di dalam Aula Gedung PGRI Kecamatan Panimbang, suasana hening menyelimuti langkah-langkah para kader yang datang bukan hanya membawa identitas organisasi, tetapi juga rasa cinta yang tulus pada Indonesia. Di tempat sederhana itulah, Ahmad Fauzi, Anggota DPR RI Dapil Banten I, menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama jajaran DPAC Kecamatan Cigeulis, Sobang, dan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.

Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan formal. Ia berubah menjadi majelis kebangsaan, tempat nilai negara bertaut erat dengan nilai agama. Dalam pembukaannya, Ahmad Fauzi mengajak seluruh peserta untuk mengawali dengan doa, memohon agar setiap langkah dan niat dijauhkan dari kesombongan serta diberkahi keikhlasan.

“Ya Allah, Tuhan yang Maha Menjaga negeri-negeri, jagalah Indonesia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang ikhlas. Satukan hati kami dalam cinta pada tanah air, jauhkan kami dari fitnah perpecahan dan permusuhan,” lantun doa yang diaminkan dengan suara bergetar oleh seluruh peserta.

Dengan suara teduh namun sarat makna, Ahmad Fauzi menegaskan bahwa bela negara adalah bagian dari iman. Menurutnya, mencintai tanah air bukan sekadar jargon, tetapi amanah keislaman, sebagaimana para ulama dan kiai dahulu ikut berdiri di garis terdepan mempertahankan kemerdekaan.

“Para ulama tidak pernah memisahkan agama dari tanggung jawab kebangsaan. Mereka berdoa di sajadah, lalu berdiri tegak menjaga negeri. Karena Indonesia adalah wasilah agar kita bisa beribadah dengan tenang,” ungkapnya.

Dalam paparannya, Ahmad Fauzi menguraikan makna Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kesepakatan luhur bangsa yang sejalan dengan nilai keadilan, persaudaraan, dan kemanusiaan dalam Islam. Ia mengingatkan bahwa merusak persatuan sama halnya dengan membuka pintu kehancuran, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu” (QS. Al-Anfal: 46).

Suasana aula semakin syahdu ketika Ahmad Fauzi berbicara tentang ancaman ideologi dan paham yang menyusup secara halus, memecah umat dengan kebencian, adu domba, dan informasi palsu. Ia menegaskan, musuh bangsa hari ini tidak selalu datang dengan senjata, tetapi dengan narasi yang merusak akal dan mematikan nurani.

Para peserta dari DPAC Cigeulis, Sobang, dan Panimbang menyimak dengan mata berkaca-kaca. Mereka disadarkan bahwa menjaga NKRI bukan hanya tugas aparat atau pejabat, melainkan kewajiban moral setiap warga, terutama kader-kader di tingkat kecamatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Jadilah penyejuk di tengah panasnya perbedaan. Jadilah penengah di saat umat hampir tercerai. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya,” pesan Ahmad Fauzi, disambut anggukan haru para peserta.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin secara khidmat, memohon agar Indonesia senantiasa diberi pemimpin yang adil, rakyat yang rukun, serta generasi muda yang kuat iman dan cintanya pada bangsa.

“Ya Allah, jangan Engkau biarkan negeri ini retak karena kebencian. Jadikan kami penjaga persatuan, walau dengan langkah kecil dan suara yang sederhana,” doa penutup yang membuat suasana aula larut dalam keheningan penuh makna.

Dari Panimbang, mungkin tak lahir keputusan besar yang mengguncang negeri. Namun dari tempat itulah doa-doa tulus dipanjatkan dan api kebangsaan dinyalakan kembali pelan, dalam, dan penuh harap agar Indonesia tetap tegak, damai, dan diridhai hingga akhir zaman.