Nasional

Arah Baru Golkar? Munaslub Dikabarkan Dapat Lampu Hijau Istana

Avatar of Redaksi
×

Arah Baru Golkar? Munaslub Dikabarkan Dapat Lampu Hijau Istana

Sebarkan artikel ini
Arah Baru Golkar? Munaslub Dikabarkan Dapat Lampu Hijau Istana
Foto (Red).

Pojokpublik.id Jakarta — Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar terus menguat. Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, sinyal dukungan dari Istana membuat proses Munaslub kian tak terbendung.

“Lebih cepat lebih baik, termasuk pencopotan dan pemakzulan Bahlil sebagai Ketua Umum Golkar,” ujar Jerry, Kamis (31/7). Ia menilai kondisi partai akan lebih stabil jika Munaslub segera digelar.

Jerry menyebut adanya indikasi politik bahwa posisi Bahlil tengah terancam. Salah satunya adalah momen saat Menteri Investasi itu disebut tidak lagi mendapat respek dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Salah satu tanda-tandanya, Prabowo tak lagi menjabat tangan dengan Bahlil saat hendak ke luar negeri beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Jerry menyatakan bahwa loyalitas Bahlil lebih kuat kepada Presiden Joko Widodo dibanding ke Prabowo. Ia juga menyinggung proses naiknya Bahlil ke pucuk pimpinan Golkar yang dinilainya tidak melalui mekanisme resmi.

“Bahlil naik bukan melalui Munas resmi. Harusnya Munas digelar Desember, tapi sebelum itu dia sudah ambil alih dari Airlangga Hartarto. Bahkan belum sempat duduk sebagai Ketua Harian atau pengurus pusat, hanya modal Bendahara DPD Papua,” katanya.

Menurut Jerry, restu dari para tokoh senior Golkar seperti Agung Laksono, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, dan Akbar Tanjung akan menjadi kunci terlaksananya Munaslub dalam waktu dekat.

“Kalau tak diganti, Bahlil bisa jadi batu sandungan untuk 2029. Dia tetap loyal ke Jokowi, dan kemungkinan besar akan mendukung Gibran lewat PSI. Padahal Golkar seharusnya solid mendukung Prabowo dan kebijakannya,” tegasnya.

Jerry juga menilai kemampuan Bahlil dalam memimpin Golkar masih jauh di bawah para ketua umum sebelumnya.

“Dari 12 ketua umum Golkar sejak dulu, hanya Bahlil yang paling lemah. Banyak bikin blunder, gaduh, dan sering asal bunyi,” pungkasnya.