Pojokpublik.id Jakarta,-
Bencana banjir bandang yang menelan banyak korban jiwa dan kerugian material di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat membuat keprihatinan yang mendalam bagi masyarakat di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki sifat gotong royong keprihatinan itu diwujudkan dalam bentuk kepedulian dengan menggalang dana untuk disumbangkan bagi para korban’.
Seperti yang dilakukan sejumlah komunitas dan organisasi masyarakat yang berada di kawasan Jabodetabek sukses menggelar penggalangan dana bertajuk Solidaritas Bencana Alam atau SORBAN. Acara tersebut berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu (6/12/ 2025).
Acara yang berlangsung mulai sore hingga malam itu, bukan hanya sekedar konser amal belaka, melainkan juga sebagai edukasi empati terhadap para korban banjir bandang di tiga provinsi tersebut.
Ketua Pelaksana SORBAN Jeki Ayu mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban korban bencana alam, akibat keserakahan segelintir manusia di pulau Sumatera.
Dalam kesempatan itu ia mengajak para hadirin yang hadir untuk mendoakan para korban bencana agar senantiasa di lindungi oleh Yang Maha Kuasa diringankan duka dan penderitaan mereka.
“Kami yang bergabung di Solidaritas Bencana Alam (SORBAN) tidak mau ikut terlibat polemik tentang status bencana alam Sumatera menjadi status bencana nasional, darurat bencana atau tidak, tetapi SORBAN menyerukan, memohon kepada seluruh Rakyat Indonesia dimanapun berada agar bahu membahu, bergotong royong bersama pemerintah untuk segera membantu meringankan penderitaan saudara-saudara kita di pulau Sumatera yang telah menjadi korban bencana.” ujar Jeki Ayu dalam sambutannya dihadapan para
Jeki Ayu juga menghimbau masyarakat indonesia untuk melihat dengan lebih jernih bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ini. Dia menilai peristiwa ini sebagai bencana kita semua, dan penderitaan semua Rakyat Indonesia.
Jeki Ayu yang merupakan Ketua Umum Lembaga Majantara 05 itu juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada para pendukung atas suksesnya pertunjukan seni budaya warga Jakarta yang bertajuk SORBAN.
Ia menyebut para pendukung itu adalah, Dinas Kebudayaan Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, UP PKJ Taman Ismail Marzuki, JAKPRO.
Ucapan yang sama disampaikan Jeki Ayu kepadada para ormas dan komunitas seperti, Rumah Pulang Indonesia (RPI), Mahkota Rajawali Nusantara (MAJANTARA 05), Masyarakat Penggiat Seni Indonesia (MPSI), Ormas Orang Indonesia (Oi), Ikatan Keluarga Sumbawa Jakarta Raya (IKASUM JAYA), Yayasan Pembina Model Indonesia (YAPMI ACADEMY), Komunitas Musik Mayor Minor Corner (MMC), HIPPERPALA INDONESIA, Gugus Muda Kreatif Nusantara (GMKN) Mayor Minor Corner (MMC), HIPPERPALA INDONESIA, Gugus Muda Kreatif Nusantara (GMKN).
Semantara dalam sambutan penutupannya Jeki Ayu mengutip puisi dari Presiden Penyair Indonesia, Soetardji Calzoum Bachri yang berbunyi, Daging Kita Satu, Arwah Kita Satu, Yang tertusuk padamu berdarah padaku.
“Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menemani dan menjaga gerak langkah perjuangan kita bersama. Terima kasih. Salam Solidaritas Bencana Alam,” harap Jeki Ayu menutup sambutan.
Sebagai informasi, malam SORBAN di Panggung TIM dibuka dengan pertunjukan pembuka dari Qi Band DKT, yang langsung membangun atmosfer semangat gotong royong.
Panggung kemudian diramaikan oleh serangkaian pembacaan puisi yang berfungsi sebagai refleksi atas kondisi saudara sebangsa di Sumatera
Gelombang kepedulian terus mengalle melalui musik dari HAFIZ Band dan adays Band, Setelah jeda waktu ISHOMA, aksi panggung kembali memanas dengan penampilan dart Before Band, Klasnik Band, dan Monolog Band.
Sebagai penutup yang berkesan, malam solidaritas ini diakhiri oleh penampilan dari Tuan The Maniso dan freedom band, membuktikan bahwa seni adalah katalis efektif untuk aksi nyata.
Sementara catatan terkait tentang bencana alam di Pulau Sumatera, hingga kini data terbaru dari BNPB, jumlah korban meninggal 867 orang, korban hilang 521 orang, korban terluka 4200 orang, rumah rusak 121 ribu unit dan 51 Kabupaten/Kota terdampak.
Selain itu ada 835 ribu jiwa warga menjadi pengungsi, kemudian ada 405 jembatan yang rusak, 779 fasilitas kesehatan juga ikut rusak, dan 1100 fasilitas umum rusak serta 43 Cagar Budaya rusak akibat banjir.
Pojokpublik.id Jakarta,-












