Pojokpublik.id Lebak – Di sebuah ruang yang dipenuhi kelembutan dan keteguhan, DPC PKB Kabupaten Lebak hari itu tak sekadar menjadi tempat pertemuan. Ia menjelma menjadi rahim kebangsaan, tempat lahirnya kembali tekad untuk menjaga Indonesia melalui tangan-tangan lembut para Perempuan Bangsa Kabupaten Lebak, Senin (15/12/2025).
Dalam suasana penuh haru dan kehangatan, Ahmad Fauzi, Anggota DPR RI Dapil Banten I, menyapa para perempuan pejuang bangsa dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI. Kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi nilai negara, melainkan majelis cinta tanah air, tempat Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dirawat dengan doa, air mata, dan ketulusan seorang ibu.
Ahmad Fauzi membuka kegiatan dengan sebuah perenungan mendalam. Ia menatap para perempuan yang hadir ibu, istri, dan calon ibu bangsa lalu berkata dengan suara pelan namun menusuk ke relung hati:
“Jika bangsa ini adalah rumah, maka perempuanlah tiangnya. Jika negara ini adalah perahu, maka doa perempuanlah yang menahannya dari karam.”
Suasana seketika menjadi syahdu. Beberapa peserta tampak menunduk, menyeka air mata. Sebab mereka sadar, perjuangan perempuan tidak selalu tercatat dalam buku sejarah, namun tercatat rapi di langit sebagai doa-doa yang tak pernah putus.
Dalam pemaparannya, Ahmad Fauzi menegaskan bahwa bela negara bagi perempuan bukanlah soal mengangkat senjata, melainkan menjaga akhlak, menanamkan nilai kebangsaan sejak dari rahim, serta mendidik generasi agar mencintai Indonesia dengan iman dan kasih sayang.
“Perempuan adalah madrasah pertama. Dari lisan ibu, anak belajar mencintai tanah air. Dari pelukan ibu, lahir generasi penjaga NKRI,” tuturnya lirih.
Ia mengaitkan nilai 4 Pilar Kebangsaan dengan peran keislaman perempuan, mengingatkan bahwa Islam memuliakan perempuan sebagai penjaga kehidupan dan penentu arah peradaban. Sejarah pun mencatat, di balik para pejuang besar selalu ada perempuan tangguh yang berjuang dalam diam, berdoa dalam sepi, dan menangis dalam sujud panjang.
“Indonesia berdiri bukan hanya karena keberanian laki-laki di medan perang, tetapi karena keikhlasan perempuan yang merelakan, mendoakan, dan menguatkan,” tegasnya.
Ahmad Fauzi juga mengingatkan bahwa ancaman terhadap bangsa hari ini seringkali menyasar ruang-ruang paling lembut: keluarga, anak-anak, dan pikiran generasi muda. Karena itu, Perempuan Bangsa memiliki peran strategis sebagai benteng terakhir ideologi Pancasila dan nilai kebangsaan di dalam rumah.
Ia mengutip firman Allah SWT:
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim: 6),
seraya menegaskan bahwa menjaga keluarga dari paham yang merusak persatuan bangsa adalah bagian dari jihad kebangsaan perempuan.
Suasana semakin mengharu ketika doa bersama dipanjatkan. Doa itu bukan doa biasa, melainkan doa seorang ibu untuk masa depan anak-anaknya dan untuk keselamatan Indonesia.
“Ya Allah, jadikan kami perempuan yang kuat imannya, lembut hatinya, dan teguh menjaga negeri. Jangan Engkau titipkan Indonesia kepada mereka yang lupa pada kasih sayang,” lantun doa yang membuat ruangan sunyi dalam isak tertahan.
Para Perempuan Bangsa Kabupaten Lebak berdiri bukan dengan kepalan tangan, tetapi dengan keteguhan hati. Mereka adalah pejuang yang tidak selalu terlihat, namun paling menentukan arah bangsa pejuang yang menjahit luka negeri dengan cinta, dan menjaga 4 Pilar Kebangsaan dengan kesabaran.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI ini ditutup dengan harapan besar: bahwa dari Lebak, dari perempuan-perempuan yang ikhlas dan berani, akan lahir generasi Indonesia yang berakhlak, berideologi kuat, dan setia pada NKRI.
Dari DPC PKB Kabupaten Lebak, hari itu tidak terdengar teriakan revolusi. Yang ada hanyalah doa, air mata, dan cinta. Namun justru dari sanalah Indonesia dijaga dengan cara paling kuat yang dimiliki perempuan bangsa.













