Pojokpublik.id Banyumas – Kemendikdasmen RI merespons program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dengan berbagai ikhtiar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadakan Seminar Nasional bertema Transformasi Pendidikan Dasar dan Menengah untuk Mendukung Visi Indonesia Emas 2045 dalam Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang diselenggarakan bekerja sama dengan Mubarok Institute dan UIN Saizu di Purwokerto, Selasa (9/12/25).
Jumeri, STP,.MSi, Widyaprada Ahli Utama Kemendikdasmen RI menyatakan bahwa
untuk bisa mewujudkan Asta Cita, Kemendikdasmen tengah menyiapkan program pendidikan bermutu untuk semua masyarakat.
“Pendidikan bermutu adalah hak warga negara dan sebagai kunci pembangunam bangsa. Pendidikan memberi bekal untuk, menjawab tantangan masa depan. Pendidikan dasar dan menengah menjadi fondasi paling menentukan,” paparnya.
Setidaknya saat ini kata Jumeri ada 12 program unggulan Kemendikdasmen untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Jumeri juga menegaskan bahwa pendidikan dasar di Indonesia mengalami masalah serius di mana angka putus sekolah mencapai 4,1 juta, drop out ada 1,1 juta, dan lulus sekolah tetapi tidak melanjutkan ke jenjang di atasnya ada 2,1 juta.
Tak hanya itu, saat ini ada 75 persen masyarakat Indonesia berada di bawah level 2 kemampuan baca (literasi). Lebih parah lagi ada 82 persen masyarakat yang kemampuan numerasi rendah.
Sementara Chairman of Mubarok Institute, Fadhil As Mubarok menyatakan transformasi pendidikan dasar dan menengah berupaya mencetak Gen-Z yang tidak hanya pintar secara akademis dan terampil secara vokasional tetapi juga kuat karakternya dan sehat secara fisik.
Gen-Z yang memiliki kompetensi digital tinggi dan berakar kuat pada nilai-nilai Pancasila inilah yang menjadi fondasi utama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dan makmur pada tahun 2045. Oleh karena itu, transformasi pendidikan dasar dan menengah difokuskan untuk membentuk Generasi Z (Gen-Z) menjadi Generasi Emas 2045 yang berdaya saing global, sejalan dengan visi bersama Indonesia maju menuju Indonesia Emas 2045 dan khususnya misi Asta Cita yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan.
Fadhil mengatakan bahwa sebuah negara memiliki 3 karakter generasi. Pertama generasi pendobrak, kedua generasi pembangun, ketiga generasi penikmat, dan keempat generasi perusak. Mubarok Institute terpanggil melalui idealisme yang visioner serta konstruktif untuk menjaga dan mengawal keinginan luhur bangsa Indonesia agar negara tidak dikuasai generasi penikmat para koruptor apalagi perusak tata kelola sistem ketatanegaraan. Dengan demikian maka generasi suatu bangsa harus dapat bertahan sebagai generasi pembangun dalam waktu yang panjang berkelanjutan untuk kelangsungan kehidupan bernegara.
Hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. H. Sulkhan Chakim, M.Ag.(Vice President of Mubarok Institute), Prof.Dr. H. Ridwan,.M.Ag (Rektor UIN Saizu), Jumeri mewakili Gogot Suharwoto, M.Ld.,Ph.D., (Dirjen Pendidikan Usia Dini dan Dikdasmen Kemendikdasmen RI), Prof.Dr.Phil., H.M. Nur Kholis Setiawan (Guru Besar UIN Saizu), Prof.Dr.Hj.Sylviana Murni,SH.,MSi. (Dewan Pakar Mubarok Institute), Prof. Dr.H.Cris Kuntadi SE.,M.M.,CA.,CPA.,QIA.,FCMA., CGMA., CIPSAS.,CErA.,AK., (Sekjen Kemnaker RI)., dan Prof. Dr. Abdul Wachid, MSi sebagai moderator.














